PERSADARIAU, BANTEN – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh lakukan silaturrahmi serta jalin kerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten dan Universitas Muhammadiyah Banten (UMT) dalam hal pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Aceh di Kampus UMT. Selasa (09/04/2023)
kerjasama yang dibangun tersebut di hadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh A. Malik Musa, S.H., M. Hum, didampingi oleh Wakil Ketua Dr. Nasrul Zaman, S.T., M. Kes dan Taufiq A. Rahim, S.E., M. Si., pH. D. serta Amiruddin Husen Bendahara.
Dialog yang dilakukan tersebut sangat menarik dikarenakan pertemuan tersebut dihadiri juga oleh Ketua PWM Banten dan Sekretaris Turhaeruddin serta Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten Dr.H.Ahmad Amarullah.,M.Pd, Wakil Rektor 1. Dr. H. Desri Arwen.,M.Pd, Wakil Rektor II. Ir. Saiful Haq.M.Si, Badan Pelaksana Harian (BPH) UMT, Ketua H. M. Naisan, SH., M.Hum, Sekretaris Turhaerudin, Anggota Dr. H. Dadang Setiawan.M.Pd.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh A. Malik Musa, S.H., M. Hum, mengatakan ada beberapa hal yang dirumuskan dari pertemuan tersebut.
“Alhamdulillah pertemuan antara kita dengan PWM Banten serta Rektor UMT banyak menghasilkan kesepakan. Insya Allah, dalam waktu dekat kita akan coba mendalami lagi, dengan serius tentang pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Aceh. Rumah Sakit ini sudah lama kita rencanakan,” kata A. Malik Musa.
Muhammadiyah Aceh sudah selayaknya memiliki Rumah Sakit yang presentatif bagi warga persyarikatan maupun masyarakat umum nantinya.
PWM Aceh akan lakukan koordinasi dan jalin kerjasama dengan pihak PWM Banten dan UMT karena dalam waktu dekat pihak PWM Banten akan bangun Rumah Sakit Islam, jadi kita bangun sinergitas antara dua PWM tersebut.
kami sangat berharap dukungan dari semua pihak didalam perencanaan pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Aceh ini kedepannya. Ungkap A. Malik Musa.
Disinggung masalah pendanaan Rumah Sakit Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa mengatakan, Insya Allah kita nanti akan koordinasi dengan mitra usaha Muhammadiyah yang berasal dari dalam dan luar negeri tutup A. Malik Musa. (*)