PERSADARIAU, PEKANBARU — Chris Martin, vokalis Coldplay wawancara dengan Najwa secara online via Narasi pada Kamis, 17 Mei 2023 sekilas menggambarkan komitmen hijau Coldplay. Dalam video berdurasi 23 menit, Chris menyampaikan banyak hal, salah satunya tentang konser hijau. Berikut penggalan wawancara Najwa (N) bersama Chris Martin (CM).
Berikut Wawancara Najwa Shihab kepada Chris Martin:
N: Konser di Jakarta, dari rangkaian Music of the Spheres berkomitmen mengusung konsep yang lebih berarti (ramah lingkungan, pangkas 50 persen karbon). Anda telah membuat komitmen yang cukup berani untuk keberlanjutan dalam konser anda?
CM: Ya. Ketika kami memutuskan untuk melakukan tur. Kami berpikir, kami perlu mengubah cara konsumsi energi, dan bagaimana kita harus berhenti mengambil dan mulai memberi sesuatu dalam aspek lingkungan. Lalu, kami merekrut beberapa orang untuk memastikan konser kami tetap hijau, dalam aspek tenaga listrik, transportasi, atau semuanya. Tim ini akan melihat secara keseluruhan. Bagaimana kita dapat meningkatkannya dari sisi transportasi? Bagaimana mendapatkan sumber penerangan yang lebih baik? Dan seterusnya. Ini menjadi unsur penting dalam tur kami. Dan, ini adalah proses terus menerus, kami selalu berusaha untuk lebih baik.
” Saat ini konser kami sudah sekitar 45% lebih hijau dibandingkan dengan konser-konser kami sebelumnya. Tapi kami baru mulai selama satu tahun ini dengan tujuan akhirnya. Kami akan semakin bersih. Hal ini menjadi sama pentingnya dengan musik itu sendiri. Karena tentu saja jika tidak ada bumi maka tidak ada musik,” ujar Chris Martin vocalis band Coldplay.
” Jadi, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan apa yang bisa kami lakukan dalam bisnis kami, semoga orang lain juga melakukan hal sama dalam bisnisnya masing-masing. Ini menjadi sangat menyenangkan, karena juga bahwa di konser kami anda bisa berinteraksi dengan hal-hal ini. Ada lantai kinetic yang bisa anda lompati untuk menghasilkan tenaga, ada sepeda yang jika dikayuh dapat menghasilkan tenaga, atau siapapun yang membeli tiket dapat menanam pohon. Hal-hal ini membuatnya menjadi sangat menyenangkan,” ulasnya lagi.
Berikut Wawancara Najwa Shihab kepada Chris Martin:
N: Apakah teknologi-teknologi ini dapat kita lihat di konser Jakarta?
CM: Ya.
N: Bagus sekali. Tentu saja, yang menarik bagi saya adalah anda juga menyebutkan sebelumnya dengan melakukan ini, anda membuktikan upaya bersih dan hijau juga dapat diterapkan dalam bisnis yang sukses. Jadi ini bukan hanya sekedar membuat pernyataan atau melakukan yang benar.
CM: Tidak, kami mencoba untuk menunjukkan, yang memang butuh waktu, bahwa bersih dan hijau bagus untuk bisnis. Ini bukan hanya sesuatu yang digunakan untuk charity. Ini bukan berarti kita menoleransi kualitas dalam hidup. Justru ini sesuatu yang secara alami harusnya ada dalam sebuah bisnis, jika anda ingin bisnis tersebut berjalan dengan baik.
Jikalahari menilai, pernyataan Chris Martin di atas menggambarkan pula, komitmen Hijau Coldplay bukan sebatas “tur konser hijau”. “Artinya, Coldplay juga sedang berjuang untuk melawan kerusakan hutan tanah, perampasan wilayah adat masyarakat adat, dan perusakan habitat keanekaragaman hayati. Dan, saatnya Coldplay menunjukkan langkah nyata, mulai mewujudkan di Indonesia,” kata Made Ali, Koordinator Jikalahari.
Dalam dokumen FOLU Net Sink, 5 sektor penyumbang emisi terbesar berasal dari Indonesia yaitu; hutan dan lahan 17,2%, energi 11%, limbah 0,38%, pertanian 0,32% dan industri 0,10%. Hutan dan lahan merupakan penyumbang emisi terbesar perubahan iklim.
“Indonesia telah menegaskan secara formal kontributor terbesar emisi berasal dari sektor hutan dan lahan. Oleh karenanya prioritas memitigasi sektor hutan dan lahan menjadi prioritas Indonesia. Temuan Jikalahari perusakan gambut dan hutan alam, kebakaran hutan dan lahan, penebangan hutan alam dan pembunuhan keanekaragaman hayati termasuk perampasan hutan adat dan tempatan yang dilakukan oleh korporasi adalah aktor utama yang menyebabkan sektor hutan dan lahan penyumbang emisi terbesar,” kata Made Ali.
“ Para korporasi ini terus menerus melakukan pengrusakan dan pencemaran hutan dan lahan, kebal terhadap hukum dan punya koneksi dengan oligarki karena lembaga jasa keuangan salah satunya BCA terus pula mendanai mereka,” urainya lagi.
Jadi, Coldplay perlu mengkampanyekan isu ramah lingkungan selain tur hijau di Jakarta pada November 2023. Apalagi Indonesia sudah berkomitmen mengurangi emisi sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional hingga 2030.
“Tanpa mengkampanyekan melawan kejahatan perusakan dan pencemaran LHK, termasuk korelasi BCA yang turut serta mendanai perusakan dan pencemaran, komitmen hijau Coldplay hanya bualan belaka di tengah masyarakat global menyerukan keadilan iklim,” kata Made Ali, Koordinator Jikalahari. Al/FA