PERSADARIAU, JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Migran Internasional yang jatuh pada tanggal 18 Desember 2023, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan dukungan dari Badan Internasional untuk Migrasi (IOM), menyelenggarakan acara di Lapangan Tenis Indoor, Senayan, Jakarta.
Acara ini dihadiri lebih dari 5000 pekerja migran Indonesia beserta keluarganya. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengadvokasi hak-hak pekerja migran dan melindungi mereka dari segala diskriminasi dan eksploitasi di luar negeri.
“BP2MI optimis kerja sama dari pemangku kepentingan terkait akan mempercepat upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya. Melalui acara ini kami mengajak seluruh pemangku kepentingan dan Masyarakat umum untuk berpihak pada pekerja migran,” ujar Benny Rhamdani, Kepala BP2MI.
Indonesia merupakan salah satu negara sumber pekerja migran terbesar di dunia. Berdasarkan data terakhir dari BP2MI di tahun 2022, Malaysia masih menjadi negara tujuan terpopuler bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Tercatat lebih dari 60.000 Pekerja Migran Indonesia bekerja di Malaysia pada sektor domestik, perkebunan, konstruksi, dan manufaktur. Terlepas dari jumlah tersebut, pekerja migran seringkali masih mengalami penganiayaan di tempat kerja, eksploitasi dan stigma. Selain itu, selama mereka bermigrasi ke negara lain untuk bekerja, mereka sering kali mendapat kontrak sementara yang membuat mereka menghadapi risiko lebih besar akan ketidakpastian, PHK, dan kondisi kerja yang buruk.
“Enam tahun sejak disahkannya Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, yaitu Undang-Undang No.18 Tahun 2017, IOM terus mengandalkan keahlian kami untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mendorong sinergi antara migrasi tenaga kerja dan pembangunan, serta dalam mendorong jalur reguler migrasi tenaga kerja. Dalam hal ini, kami mengapresiasi komitmen kuat BP2MI sebagai salah satu lembaga terdepan yang terus meningkatkan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, melalui pengembangan kebijakan dan program yang memberikan perlindungan dan bantuan yang efektif kepada Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya,” menurut Jeffrey Labovitz, Kepala Misi IOM Indonesia, dalam sambutannya.
Pada acara ini, BP2MI juga akan memperkenalkan modul Orientasi Pra-Pemberangkatan yang dikembangkan oleh IOM dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dengan dukungan dari Consumer Goods Forum (CGF). Modul ini dikembangkan untuk memberikan informasi kepada pekerja migran mengenai hak-hak mereka, kondisi kerja dan kehidupan di luar negeri, serta akses terhadap dukungan dan mekanisme pengaduan jika diperlukan. Modul ini dirancang khusus untuk pekerja migran yang ingin bermigrasi ke Malaysia khusus untuk bekerja di sektor kelapa sawit.
Acara perayaan tahun ini juga dihadiri oleh Wakil Presiden Indonesia, Bapak Ma’ruf Amin yang menyoroti pentingnya proses pra-keberangkatan.
“Merupakan kewajiban pemerintah untuk membekali pekerja migran dengan keterampilan teknis dan bahasa, sehingga mereka dapat mengambil banyak peluang pekerjaan di luar negeri. Orientasi pra-keberangkatan penting tidak hanya untuk mempersiapkan pekerja terampil, namun juga untuk mencegah mereka menjadi korban perdagangan orang. Pada kesempatan ini, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama memerangi perdagangan orang dan meningkatkan perlindungan dan pelayanan terhadap Pekerja Migran Indonesia”.
Pada Hari Migran Internasional ini, IOM fokus untuk mempromosikan kekuatan migrasi sebagai salah satu solusi terhadap tantangan global, termasuk memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat. IOM menekankan bahwa setiap orang dapat menjadi bagian dari solusi dan tindakan kolektif hari ini akan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Ayo bertindak sekarang!