PERSADARIAU, ROKAN HULU — Pembangunan Jaringan Irigasi Sekunder dan Tersier di wilayah Okak, Samo, Kaiti (Osaka) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tengah di gesa pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera III (BWSS III) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ada pun tujuan di bangunnya irigasi itu agar persawahan masyarakat dapat menghasilkan padi demi kelangsungan hidup dan meningkatkan perekonomian.
Proyek jaringan irigasi sekunder dan tersier ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai kontrak Rp 11.120.000.000,00 (Sebelas Miliar Seratus Dua Puluh Juta Rupiah) ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Pilar Jaya Persada dan Konsultan Pengawas PT Hegar Daya, Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Tata Bumi Konsultan. Dimana masa pelaksanaan 300 hari kalender, tanggal kontrak 21 Februari 2022, Nomor Kontrak: KU.02.09/06/PPK.IR.III/SNVT PJPA-R/2022. Yang mana menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Beni dan Ketua Tim Supervisi, Rafki, proyek tersebut telah selesai dikerjakan sesuai kontrak dan teknis.
“Pekerjaan sudah selesai bang, dan juga sudah serah terima tapi belum di operasikan. Semua pekerjaan sesuai dengan teknis dan juga kemarin kita juga addendum,” ucap Beni di hadapan Rafki kepada Persadariau pada tanggal 2 Juni 2023, di salah satu tempat sekitaran jalan Pepaya Kota Pekanbaru.
“Nanti kita akan lakukan running test, abang semua dan pihak terkait akan kita undang. Saat ini irigasi itu belum di operasikan,” timpal Rafki.
Hasil pantauan Media dan LSM di lapangan pada hari Rabu (14/6/23), kondisi infrastruktur yang telah terbangun cenderung lebih terlihat seperti pekerjaan yang terbengkalai dan diduga beberapa item pekerjaan pun tidak di kerjakan oleh kontraktor. Pasalnya, pada beberapa bagian tampak mengalami kerusakan padahal saluran tersebut belum di gunakan sebagaimana fungsinya.
Dari keterangan seorang warga YS, yang pernah berkecimpung selama proyek itu berlangsung mengungkapkan tentang dugaan kecurangan yang di lakukan pihak kontraktor. “Pengerjaannya kalau saya lihat banyak yang tidak sesuai spek, campuran semen nya asal-asalan, besi yang di pakai LPS padahal pada proyek sebelumnya pakai RPS,” kata YS pada media, (14/6/23).
“Hasil akhir pekerjaan pun semrawut, lihat saja itu ada banyak struktur yang retak. Papan mal yang di saluran dalam tanah pun juga tidak di keluarkan, kalau di perhatikan pengelasan pipa juga tidak rapi, jalan tidak di base C dan batu mortar tidak di pasangnya, penimbunan kembali tanah urug juga tidak ada,” ungkap YS ketika mendampingi Media dan LSM ke lokasi irigasi sekunder dan tersier itu.
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, Tim Awak Media menghubungi Beni selaku PPK melalui sambungan telepon tapi Beni tidak merespon, bahkan pesan WhatsApp yang di layangkan pada nya juga tidak di tanggapi.
Ketika di konfirmasi mengenai kerusakan yang timbul pada infrastruktur irigasi itu, Ketua Tim Supervisi, Rafki, beri jawaban bagaikan mewakili PPK. “Maaf bos, hal ini pihak PPK sudah menyurati pihak rekanan untuk dilakukan perbaikan selama masa pemeliharaan,” tulisnya dalam pesan WhatsApp kepada jurnalis Persadariau, (14/6/23).
“Pihak rekanan sudah berkomitmen untuk segera melaksanakan perbaikan tersebut,” imbuh Rafki.
Untuk tercapainya mutu suatu pekerjaan tidak terlepas dari kontrol yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas, namun Rafki memilih diam saat ditanya mengenai pengawasan yang dilakukan pihaknya. (Sus)