PERSADARIAU, INHIL — Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati pada 5 juni dibelahan di dunia juga di ikuti oleh puluhan pemuda dan masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan mengelar Aksi bersama di Dusun Sungai Bandung. Para generasi muda yang terdiri mahasiswa, komunitas pencinta alam, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok masyarakat menyuarakan perubahan iklim tanggung jawab bersama. Aksi tersebut mengajak masyarakat Indragiri Hilir lebih proaktif untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup demi keberlanjutan dan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Aksi ini di ikuti oleh 30 orang yang berasal dari BDPN ,GREENOMOS, HMI Cabang Tembilahan,BEM UNISI, DPM UNISI, Mapala BRIMASPALA, Ikatan keluarga Duanu Riau (IKDR) Masyarakat setempat dan didukung oleh Jikalahari, Walhi Riau, XR Riau, Pusat Studi Lingkungan dan Sumber Daya Alam UNISI, Germas, KPA EMC2 dan Saung Alam Indonesia.
Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan kita tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan memberikan aksi nyata untuk mengurangi resiko krisis iklim yang semakin nyata.
Zainal Arifin Hussein koordinator aksi menyampaikan bahwa Indragiri Hilir salah satu kabupaten di Riau yang cukup parah terdampak intrusi air laut yang dipicu oleh perubahan Iklim dan menyebabkan keterpurukan ekonomi bagi masyarakat pesisir, oleh karena itu kesadaran dan aksi nyata penyelamatan lingkungan sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
“Bagi masyarakat pesisir Kabupaten Indragiri Hilir dampak perubahan iklim adalah sebuah kenyataan, dimana intrusi air laut telah menyebabkan rusaknya perkebunan kelapa dan juga memicu kerusakan ekosistem mangrove. Keadaan seperti ini semakin memperparah keadaan dan ekonomi masyarakat pesisir yang sebagian nelayan semakin terpuruk,” ujar Koordinator Aksi, Zainal Arifin Hussein.
Aksi Bersama Peringatan Hari Lingkugan Hidup sedunia di isi dengan melakukan penanaman 3.000 batang magrove, sosialisasi pentingnya ekosistem mangrove dan bahaya racun ikan serta membangun jaringan internet yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan siswa madrasah dusun sungai bandung.
Nasrul Hair Wakili Kepada sekolah Madrasah Ibtidayah Khairatul Islamiyah dusun sungai bandung mengucapkan terimakasih atas perhatian dan sumbangan Jaringan internet dari Jikalahari yang dapat membantu proses belajar mengajar.
“ Saya mengucapkan terimakasih atas perhatian kawan – kawan aktivis lingkungan dan adek – adek mahasiswa kepada masyarakat dusun ini. Selain masalah transportasi selama ini kami juga kesulitan untuk berkomunikasi keluar, Alhamdulilah semoga bantuan jaringan internet dari Jikalahari dapat mengatasi masalah komunikasi dan menunjang proses belajar mengajar para siswa madrasah” kata Zainal Arifin.
Rezki Andika, Koordinator Relawan Pengorganisasian Rakyat Walhi Riau menyampaikan dukungan kegiatan yang dilakukan oleh BDPN dan elemen masyarakat sebagai bukti nyata penyelamatan lingkungan akibat krisis iklim.
“Kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan BDPN dan anak muda di Desa Tanjung Pasir, Indragiri Hilir merupakan bukti nyata penyelamatan lingkungan akibat krisis iklim. Hal ini merupakan “tamparan keras” dari anak muda untuk pemerintah. Bukannya memberikan lingkungan yang baik dan sehat, pemerintah malah memperburuk keadaan dengan menerbitkan kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat. Salah satunya dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2023 tentang pengelolaan hasil sendimen di laut. Indragiri Hilir tentu tidak lepas dari dampak akibat kebijakan ini sebab terdapat pesisir dan pulau – pulau kecil di wilayah tersebut. Kebijakan ini berpotensi memperparah intrusi air laut dan merusak perkebunan kelapa rakyat di Indragiri Hilir. Kemudian kebijakan ini juga akan memperburuk sumber penghidupan masyarakat pesisir, seperti masyarakat Suku Duano,” ungkap Zainal.
Rasyid Jul Siregar Direktur Yayasan Saung Alam Indonesia menyampaikan dukungan atas kegiatan BDPN dan Kawan – Kawan generasi muda.
“ Kegiatan Penanaman Mangrove ini merupakan aksi nyata kawan – kawan BDPN untuk pencegahan erosi ataupun pencegahan intrusi air asin yang banyak merusak kebun Kelapa masyarakat, jika mangrove terjaga sudah pasti hasil laut disekitarnya juga meningkat,” kata Zainal.
” Semoga kegiatan kawan2 BDPN ini bisa menjadi pendorong bagi masyarakat untuk secara sadar aktif melakukan penanaman Mangrove,” ujarnya penuh harap.
” Terakhir pesan untuk semua masyarakat,terutama masyarakat provinsi Riau untuk perhatian terhadap pesisir, Karena sejatinya Kehidupan Primer kita terletak pada Air, ikan dan hasil lautnya, Maka sedari dini kita harus mengetahui pentingnya Mangrove sebagai penahan abrasi dan gelombang air laut agar tidak mencapai daratan, dan mari kita cegah kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius,” kata tim menambahkan.