Gambar : Pabrik PT Inti Indosawit Subur
PERSADARIAU, PELALAWAN — Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 terkait Ketenagakerjaan mengatur tentang hak bagi setiap pekerja/buruh untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. UU Nomor 1970 tentang Keselamatan Kerja juga mengatur tentang kewajiban suatu perusahaan untuk memiliki ahli Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Namun kejadian naas dialami dua orang pekerja di perusahaan PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) anak dari PT Asian Agri. Salahsatunya dinyatakan meninggal usai mendapat penanganan medis di salah satu rumah sakit di Pekanbaru, Riau pada Desember tahun 2023 lalu.
Dari data yang diperoleh, korban tewas bernama Mulyana Yusuf seorang Buruh Harian Lepas (BHL). Sedangkan satu orang lagi diketahui bernama Rian Pratama hingga saat ini masih terbaring di rumah sakit swasta di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.
Menurut kabar yang beredar, pipa diduga mengandung zat kimia meledak dan mengenai korban. Awal mula terkena cairan ledakan itu, korban belum merasakan sakit, setelah tiba di rumah sakit, sekujur tubuh korban mengalami bengkak dan kulit terlihat berubah ke kebiru-biruan.
” Belum (kerasa sakit) pas baru kenak, tapi waktu di rumah sakit Efarina barulah badannya bengkak dan kebiru-biruan, bang,” aku seorang narasumber kepada persadariau, Sabtu (13/1/2024).
Informasi yang menyaksikan di lokasi kejadian mengaku sempat mendengar ledakan sebanyak 3 kali.
” Tiga kali lah kalau kami ingat. Itu juga pipanya udah keropos bang. Vidio ada sama temen tadi,” jelasnya dengan mimik wajah cemas.
Bukan hanya itu, korban diketahui sudah bekerja lebih kurang selama 18 bulan. Namun hingga insiden pahit itu terjadi, status korban masih berstatus sebagai Buruh Harian Lepas (BHL).
Perusahaan yang tercatat telah memiliki sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) no. 565-ID-ISPO-0033 yang dikeluarkan oleh lembaga PT SGS Indonesia pada tanggal 22 Maret 2019 masa berlaku hingga 21 Maret 2024 itu masih bungkam.
Tidak satupun pihak perusahaan yang merespon konfirmasi awak media ini. Belum diketahui secara pasti apakah peristiwa maut itu disebabkan kelalaian pihak manajemen perusahaan dalam mengecek kondisi lingkungan pabrik atau human eror.
FA