Foto : ilustrasi Capres 2024, sumber : istimewa
PERSADARIAU, PEKANBARU — Jikalahari menilai Tim Kampanye Daerah –atau nama lainnya— Riau (TKD Riau) ketiga capres dan cawapres tidak berani hadir dalam diskusi yang ditaja Jikalahari karena tidak memahami visi – misi capres-cawapres yang didukungnya.
“Tentu ini mengecewakan bagi kita dan semua peserta yang telah hadir. Kami melihat mereka tidak siap dan tidak paham dengan isu lingkungan yang ada dalam visi dan misi capres nya,” kata Okto Yugo Setiyo, Wakil Koordinator Jikalahari.
Sebelumnya, dua dari tiga TKD Riau capres-cawapres mengirimkan nama perwakilan untuk hadir dan satu menyatakan tidak bisa hadir dalam diskusi.
Diskusi ini dilakukan jelang debat keempat. Debat keempat sangat penting karena mengangkat tema yang selama ini menjadi kerja-kerja Jikalahari, Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber daya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.
“Pertama kita ingin melihat sejauh mana pemahaman TKD Riau memahami visi – misi capres dan cawapres dikaitkan dengan fakta persoalan lingkungan hidup yang terjadi di Riau. Kedua,
harapannya TKD bisa menyampaikan ke setiap capres-cawapres atas respon dari peserta, termasuk catatan kerja-kerja Jikalahari dan jaringan masyarakat,” kata Okto.
Fakta dan persoalan lingkungan hidup di Riau antara lain; El Nino dan Karhutla, banjir, korupsi kehutanan, penegakan hukum sektor sumber daya alam, konflik satwa dan sosial, konflik agraria, ekonomi hijau, dan ruang kelola Masyarakat. Peserta yang hadir untuk diskusi ini juga menyampaikan kekecewaannya terhadap TKD dan TPD yang tidak hadir.
“Kita kan hadir di sini memang meluangkan waktu untuk mendengarkan TKD menyampaikan isu-isu lingkungan yang selama ini diadvokasi oleh Jikalahari, misalnya soal banjir, karhutla lalu yang sering kita gaungkan juga bagaimana sawit dalam kawasan. Tapi dengan ketidakhadiran ketiga TKD tentu membuat kita kecewa. Kita mencurigai bahwa sebetulnya agenda lingkungan dalam kampanye-kampanye para paslon ini itu hanya lip service semata tidak ada keseriusan untuk betul-betul menyelesaikan persoalan yang ada di Riau,” kata Besta, Perkumpulan Elang Lalu, Bahrul dari Kabut Riau juga menyampaikan kekecewaannya.
“Kita sangat kecewa, ketidakhadiran mereka memperlihatkan kekompakan dari ketiga tim kampanye pemenangan daerah ini, sayangnya kompak untuk tidak hadir. Apakah ketidakhadiran berkaitan bahwa mereka bagian dari oligarki, dan bagian dari kerusakan lingkungan?”
Perwakilan mahasiswa pecinta alam yang hadir juga memberikan komentar soal tidak hadirnya TKD Riau.
“Saya awalnya sangat antusias dan tertarik untuk undangan. Karena yang disampaikan dalam undangan itu untuk mendapatkan tambahan kejelasan terkait isu ekologis. Harapannya jika mereka datang kami dapat wawasan lebih, apa saja sih yang bakal didebatkan dan apa sih yang
akan diterapkan untuk di riau. Karena ini juga akan menjadi diskusi untuk debat capres kedepannya, cuma ya alangkah sayangnya mereka tidak hadir disini, ya dari kami jujur cukup
kecewa. Ya harapannya semoga agenda nobar besok mereka datang dan pada momen itu kita bisa berdiskusi lebih banyak lagi,” kata Farhan, Ketua EMC2.
Selain masyarakat sipil dan mahasiswa, salah satu media juga menyampaikan kekecewaannya.
“Inikan kita berharap narasumbernya datang, dari ketiga tim pemenangan paslon yang ada di Riau, ternyata mereka tidak menghiraukan undangan kita, apakah mereka butuh pembekalan dulu dari kita soal isu lingkungan? Jangan-jangan mereka memang enggak punya bahan atau tidak paham,” kata Sari Indriaty, Founder Green Radioline.
Untuk itu, Jikalahari meminta tim pemenangan nasional ketiga capres dan cawapres mengevaluasi dan memberikan pemahaman isu ekologis kepada TKD Riau agar mereka memahami persoalan lingkungan hidup dan kehutanan di Riau.
“Jargon pemilu riang gembira, pemilu ajang adu gagasan, hanya kata-kata indah dari capres-cawapresnya saja baik di media konvensional dan media sosial. Mendapatkan penjelasan visi-misi untuk lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah bagian dari hak dasar setiap warga negara,” tandasnya.
FA