PERSADARIAU, KAMPAR – Kerusakan hutan kawasan yang disebabkan kasus penebangan secara tidak sah di wilayah kerja Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kampar Kiri telah mengakibatkan deforestasi sehingga terganggunya fungsi ekosistem flora dan fauna hingga maraknya aktivitas illegal logging. Meski pernah di razia namun pelaku perambahan hutan tak kunjung tertangkap.
“Razia yang kami lakukan kerap bocor, sehingga kesulitan menangkap pelaku,” kata Budi Hidayat selaku Kepala KPH Kampar Kiri pada Tim media beberapa waktu yg lalu di ruang kerjanya saat wawancara.
Dugaan adanya oknum Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Provinsi Riau yang Bermain Mata dengan pelaku perusak hutan dalam pemberitaan Persadariau yang terbit (31/3/2023), tampaknya ada secerca titik terang. Razia yang dilakukan pihak DLHK, Selasa (28/3/2023), diikuti juga oleh personil dari KPH Kampar Kiri, Dony Sumantri. Dalam percakapan antara Dony dengan awak media, ia ada menyebutkan nama oknum.
“Kami ada temukan alat berat (excavator, red), kami tidak melepaskan alat tersebut, pak. Saya perintahkan agar excavator segera dikeluarkan malam itu juga,” ucap Dony pada wartawan, pada hari Rabu (29/3/2023).
“Didekat excavator waktu itu ada Ucok, Sopyan dan Operator, setelah sampai di persimpangan dekat mesjid diatas jembatan Bugan. Saya panggil Ucok dan kembali tegaskan harus mengeluarkan alat berat tersebut,” tambah Dony.
Dijelaskan Dony, Personil Kehutanan mengalami kelelahan sebab sedang berpuasa. Kondisi juga tidak memungkinkan untuk mengangkat excavator, karena tidak ada trado pada waktu itu, menurut Dony, si cangkul raksasa itu tidak didalam lahan makanya tidak ditangkap. Padahal seluruh kebun-kebun kelapa sawit bahkan Jembatan Bugan itu sangat jelas berada dalam hutan kawasan.
Terpisah, setelah awak media berhasil mewawancarai pengelola excavator yang bernama Iwan. Ia mengaku dibantu oleh oknum kehutanan, “Saya minta bantu dengan Ucok orang kehutanan. Kami duduk dan bicara di rumah makan lesehan di Sungai Raja. Selepas itu Ucok pergi akan menjumpai rekan-rekan nya orang kehutanan juga karena sudah janjian dengan Bahar dan saya tidak ikut dengan mereka,” tutur Iwan pada Persadariau hari Sabtu (15/4/2024).
Tim awak media berbincang-bincang dengan seorang warga di Sungai Raja, menurut warga ini pada malam harinya usai melaksanakan patroli, ada pertemuan antara petugas kehutanan dengan Bahar di sebuah warung yang terletak di persimpangan atau lebih dikenal dengan sebutan simpang Sungai Rambai.
“Di warung itu ada Bahar, Dony, Ucok, Robi dan tim Polhut lainnya. Mereka duduk sambil berbincang-bincang di sana. Tapi saya tidak tahu secara jelas apa yang mereka bicarakan,” ujar warga yang minta dirahasiakan identitasnya.
Diketahui, EJM alias Ucok adalah pegawai kehutanan pada KPH Kampar Kiri, ini diakui oleh Budi Hidayat. Saat dihubungi awak media melalui nomor seluler miliknya 082174XXXX55, Ucok mengelak saat tahu media yang meneleponnya.
Sementara itu, Kasat Polhut enggan berbicara saat dikonfirmasi media mengenai keterangan-keterangan tersebut, pesan WhatsApp yang dilayangkan padanya hanya terlihat dibaca saja. (Tim)