Persadariau.com, Pelalawan – Beberapa massa perwakilan dari masyarakat adat Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Riau, berang terhadap perusahaan PT. Selaras Abadi Utama (PT SAU) saat rapat dengan pihak Pemerintah daerah di ruang rapat Bupati Pelalawan pada Selasa (27/12/2022) pagi wib.
Anak perusahaan dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) itu di sebut telah menggarap kebun Getah (Karet) milik masyarakat setempat, hingga mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.
Atas konflik tersebut, Bupati Pelalawan, Zukri Misran telah memerintahkan kepada stakeholder terkait untuk segera turun ke lokasi kejadian, guna menyelesaikan persoalan yang telah merugikan warganya itu.
Hal tersebut dibenarkan Kabag Ekonomi, Afrizal, ketika ditemui usai rapat dengan PT SAU dan masyarakat.
” Kami akan turun ke lokasi tersebut, rencananya di tanggal 4 Januari kedepan,” kata Afrizal, Selasa (27/12/2022).
Salah satu tokoh masyarakat mengatakan pertemuan pada saat ini merupakan yang ke 3 kalinya, dan tidak menemukan titik temu.
” Ini sudah pertemuan ke 3, dan tidak ada kesepakatan. Jadi penegasan pak Bupati tadi akan turun ke lokasi lahan, baik dengan pihak perusahaan, atau tanpa perusahaan,” kata seorang tokoh masyarakat menjelaskan kepada Persadariau.
Ia mengungkapkan, sekitar 30 hektar kebun Getah masyarakat habis di garap oleh pihak perusahaan penanaman pohon Eucalyptus tersebut, meskipun perwakilan PT SAU membantah ditemukannya ada tanaman getah dilahan yang mereka garap itu.
Ternyata dari penelusuran Persadariau, hal serupa juga terjadi di Desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawan.
Sekitar 200 hektar lahan juga habis di babat diduga oleh PT SAU ini. Kabar tersebut di terima dari perwakilan masyarakat kepada Redaksi, yang kemudian mengkonfirmasi ke pihak koperasi di desa tersebut.
” Ia kurang lebih 200 hektar, dan sebagian ada milik masyarakat kenak gleder oleh mereka. Kami sudah tanya ke desa, juga tidak pernah mengetahui adanya penambahan perluasan lahan mereka pak. Tidak ada pemberitahuan atau apapun ke kami,” ujar salah satu perwakilan koperasi menjawab pertanyaan Persadariau beberapa waktu lalu.
Sampai saat ini, Persadariau belum berhasil menghubungi pihak perusahaan PT Selaras Abadi Utama guna mengklarifikasi konflik tersebut.