PERSADARIAU , PEKANBARU — Provinsi riau memiliki 3,38 juta haktare luas perkebunan sawit atau, 20,68% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pada data lain disebutkan, luasan perkebunan kelapa sawit di Riau sudah mencapai 4 juta haktare.
Demikian disampaikan Sekjen DPP APKASINDO DR Rino Afrino saat menjadi narasumber tentang sawit Indonesia dalam Rapat kerja daerah (Rakerda) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Riau Rabu (23/9/2023) di Pekanbaru.
“Provinsi riau merupakan penghasil minyak sawit terbesar di Indonesia bahkan dunia. 60 persen luasan kebun sawit di Provinsi Riau adalah milik petani swadaya,” kata DR Rino Afrino ST MM.
Selain di Riau, DR Rino juga menjelaskan, petani kelapa sawit di Indonesia tersebut di 22 Provinsi di Indonesia. “Setiap tahunya 3 juta ton ekspor minyak sawit ke seluruh dunia. Negeri yang bisa di tumbuhi kelapa sawit petaninya sejahtera,” jelas Rino seraya mengatakan kalau tanaman kelapa sawit adalah tumbuhan ramah lingkungan.
Dalam diskusi tentang sawit masa depan yang ditaja oleh JMSI Riau, dipandu moderator Satria Utama Batu, juga menghadirkan sekretaris eksekutif Gabungan petani kelapa sawit (Gapki) Riau Maryanto dan Kompartemen Sustainability GAPKI Riau Hendryx Wahyudi, ST,MSi sebagai narasumber sawit berkelanjutan.
Dengan luasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, berbagai serangan miring kelapa sawit Indonesia dilakukan oleh Uni Eropa, sebab luasan 130 juta haktare kebun kedelai di dunia terdapat di Eropa tetapi juga tidak mampu melawan minyak kelapa sawit dari Indonesia.
“Berbagai hambatan perdagangan minyak kelapa sawit sengaja di ciptakan di pasar internasional, berbagai skema diciptakan, kampanye negatif tentang sawit dan pada intinya perang dagang itu sengaja diciptakan oleh Uni Eropa,” jelas Hendryx Wahyudi narasumber yang terlihat cerdas dihadirkan oleh GAPKI Riau ini.
Begitu besar manfaat kelapa sawit, anugrah tuhan kepada masyarakat Riau dan petani kelapa sawit di Indonesia, namun persoalan kelapa sawit juga dimunculkan oleh dalam negeri sendiri, diantaranya banyak aturan tentang usaha kelapa sawit yang tumpang tindih di dalam negeri sendiri.
“Selain perizinan yang begitu banyak, munculnya perturan di daerah yang memberatkan bersifat pungutan atau retribusi serta status lahan perkebunan yang terus menjadi persoalan dan banyak lagi masalah tersebut sengaja dimunculkan dari dalam negeri,” ujar Hendryx Wahyudi.
Dalam kesimpulan narasumber APKASINDO dan GAPKI tentang kelapa sawit, muncul kesimpulan yang disampaikan moderator, yaitu, kelapa sawit merupakan anugrah tuhan untuk rakyat Riau, selain dinikmati langsung oleh petani. Pada tahun 2023 luasan kelapa sawit Riau menghasilan Dana Bagi Hasil (DBH) terbesar di dari pemerintah pusat lebih dari Rp83 milyar untuk pembangunan di Riau.
Dalam pembukaan Rakerda JMSI Riau, penandatanganan kerjasama Momerendum of Understanding (MoU) antara JMSI Riau dengan DPW Apkasindo Riau. Nota kesepahaman ditanda tangani Ketua JMSI Riau H Dheni Kurnia dan Ketua DPW Apkasindo Riau KH Suher.
Ada tiga point penting yang disepakati dalam MoU JMSI Riau dengan Apkasindo Riau, meliputi peliputan atau publikasi kegiatan sektor perkebunan kelapa sawit petani di riau, penyelenggaraan seminar dan pelatihan, dan penyelenggaraan usaha bersama yang saling menguntungkan antara JMSI dengan Apkasindo.
Penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh ketua DPRD Riau Yulisman serta seluruh pengurus JMSI Provinsi Riau dan JMSI Kabupaten kota se-provinsi Riau.
Selain memberikan apresiasi terhadap kerjasama JMSI Riau dengan Apkasindo, Ketua DPRD Riau Yulisman juga memuji keberhasilan Ketua JMSI Riau H Dheni Kurnia menjadikan JMSI sebagai organisasi pengusaha media yang sangat diminati oleh perusahaan-perusahaan pers di Riau.
“Buktinya, JMSI Riau mampu menghimpun anggota lebih dari 150 perusahaan pers di Riau. Ini tentu karena sosok dan kharisma Bang Dheni Kurnia sebagai tokoh pers Riau dan anak jati Melayu,” puji Yulisman.
Ke depan, Yulisman berharap JMSI lebih profesional lagi di dalam pemberitaan. “Saya juga berharap teman-teman dari JMSI dapat bersinergi dengan pemerintah. Apalagi dengan diperolehnya DBH Sawit, diharapkan semua pihak mendapatkan manfaat,” harap Yulisman. **