PERSADARIAU, PELALAWAN – Setahun lebih perjuangan Asep Saepul Millah (47) mengupayakan hak almarhumah ibunya Maryati, yang batal pergi haji dikarenakan meninggal dunia sebelum jadwal keberangkatannya tiba, akhirnya mendapatkan solusi terbaik dari pihak Kantor Departemen Agama Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Riau.
Meski sempat apatis dan enggan berurusan dengan instansi pemerintah, akhirnya setelah dilakukan advokasi melalui organisasi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dengan bidang Penyelenggara Haji dan Umroh, H. Rizali, S. Ag, Asep mendapatkan jalan keluar yang bijaksana.
“Terimakasih pak Rizali, saya awalnya sudah pasrah kalau memang negara mau ambil uang ibu saya, ya ambillah. Saya sudah capek mengurusnya,” ungkap Asep saat ditanyakan perasaannya usai keluar dari gedung Departemen Agama Pelalawan.
Rasa kesalnya dan nyaris tidak lagi mau mengurus dana haji milik almarhumah ibunya sedikit terbayar setelah pihak Depag memberikan solusi yang bijaksana, yang akhirnya biaya yang telah dibayarkan ibunya bisa diambil kembali sebesar Rp 25 juta.
Namun sayangnya sisa tabungan di rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) Pangkalan Kerinci belum membolehkan ahli waris untuk melakukan penutupan buku rekening milik ibunya.
“Bapak lengkapi dulu syaratnya, ya. Minta surat keterangan waris dari notaris dan KK nya distempel basah di Disdukcapil,” ujar Vina pegawai BSI di meja Customer kepada Asep, Senin (3/2/2025) sore wib.
Dengan jalan terseok-seok akhirnya Asep harus kembali dengan sia-sia ke Ukui dengan perjalanan sekitar 3 jam menggunakan sepeda motor ditengah-tengah jalan masih banjir.
Rumitnya aturan birokrasi menjadikan warga sipil enggan berurusan. Asep yang sehari-harinya bekerja mencari pakan ternak berniat akan mensedekahkan saja untuk BSI jika memang uang sebanyak Rp 14 juta di rekening almarhumah ibunya tidak bisa diambil.
“Dia minta wasiat, itu gakda. Yowes lah (ya sudahlah, red),” kata Asep lesuh. **