PERSADARIAU, PELALAWAN — Proyek pengaspalan jalan sepanjang 3 Km dengan menelan anggaran sebesar Rp 9.283.616.513 miliyar APBD Pelalawan tahun 2022 menjadi catatan merah.
Lokasi proyek yang tidak jauh dari kantor Kejaksaan Negeri Pelalawan itu, tepatnya di Desa Makmur SP6 Kecamatan Pangkalan Kerinci tersebut di ketahui baru rampung pada akhir tahun 2022 lalu.
Pasalnya, pengaspalan jalan yang baru selesai dikerjakan di penghujung tahun 2022 tersebut kondisinya sudah rusak. Dari pantauan awak media, proyek yang dikerjakan oleh CV. Panca Karya Abadi bisa dikatakan proyek gagal atau asal jadi.
Buruknya kualitas pelaksanaan proyek tersebut diduga dikarenakan lemahnya pengawasan yang dilakukan pihak konsultan pengawas dan pihak dinas terkait.
Selain itu, faktor waktu yang mendesak, diyakini menjadi penyebab buruknya mutu pekerjaan dikarenakan kontraktor tergesa-gesa melaksanakan pekerjaan tersebut harus selesai pada akhir tahun 2022.
Emen, warga Desa Makmur yang pernah menjabat di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ketika dimintai pendapatnya terkait pengerjaan aspal tersebut mengatakan pengerjaan proyek yang menelan biaya miliyaran tersebut gagal di sebabkan lemahnya pengawasan.
“Kalau kita lihat ketebalan aspal tersebut tipisnya seperti kartu ATM. Hal itu dikarenakan lemahnya pengawasan dari pihak konsultan pengawas maupun dinas terkait, sehingga pihak rekanan bekerja asal jadi dan demi mengeruk keuntungan besar,” katanya.
” Kami selaku masyarakat Desa makmur meminta kepada pihak penegak hukum khususnya Polres Pelalawan dan Kejaksaan Negeri Pelalawan, dapat segera memproses permasalahan ini, Karena sudah jelas bahwa pengerjaan proyek tersebut merugikan negara dan pihak yang mengerjakan dapat mengembalikan kerugian Negara tersebut,” ujarnya menambahkan.
Ia mengungkapkan, semestinya pihak konsultan pengawas dan PPTK dinas terkait dapat bekerja secara profesional, sehingga kualitas pekerjaan tersebut dapat dinikmati masyarakat.
Terkait adanya pemberitaan yang mengabarkan bahwa rusaknya jalan yang baru dikerjakan itu, Emen mengatakan jika pihak pelaksana proyek bekerja sesuai spesifikasi tehnik, tidak mungkin jalan itu langsung rusak,
Walaupun jalan di lintasi truk bermuatan sawit, tidak mungkin jalan yang baru selesai di aspal itu rusak, kalau tidak karena buruknya kualitas pekerjaan itu,” pungkas Emen mengakhiri.
Sementara pihak dinas PUPR melalui Kabid nya, Malanton Lumban Gaol ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, mengaku sudah memprediksi akan terjadinya kerusakan tersebut.
” Itu sudah diprediksi dari awal, karena disitu dulu bekas pembuangan toilet, jadi tanahnya enggak mau padat, itu sudah kita koordinasikan dari awal, nanti akan mereka perbaiki,” jelas Lumban Gaol.
“Terkesan tidak menguasai persoalan, terlihat jelas pengaspalan jalan tersebut ternyata yang rusak parah bukannya dilokasi yang dijelaskan oleh Kabid PUPR tersebut, melainkan di ruas jalan yang berbeda.
Ditempat terpisah, CV. Panca Karya Abadi ketika dikonfirmasi tim awak media melalui via WhatsApp mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki kerusakan yang ada.
” Memang ada yang retak dan pecah, ini sedang kami evaluasi, kami berkomitmen akan segera memperbaikinya, kalau bisa jangan diberitakan karena kami akan segera memperbaikinya,” jawab pria melalui WhatsApp yang diketahui perwakilan dari perusahaan Panca Karya Abadi.
Hingga berita ini diturunkan, terlihat sepanjang jalan tersebut para pekerja masih bekerja memasang pembatas jalan yang juga belum rampung dikerjakan diakhir tahun 2022, sementara pengerjaan tersebut satu anggaran dengan pengerjaan pengaspalan jalan tersebut yang mulai dikerjakan pada Agustus 2022 lalu. (rml)