PERSADARIAU, PELALAWAN – EMP Bentu Ltd memberikan bantuan makanan tambahan berupa makanan pokok dan vitamin kepada sejumlah balita yang bergejala stunting atau gizi buruk di Kecamatan Langgam dan Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Bantuan tersebut diserahkan kepada pihak Puskesmas Langgam dan Pangkalan Kerinci, pada Jumat 27 Januari 2023 dan diterima oleh Ketua Kelompok Kerja Nasional (Pokjanal) Puskesmas Langgam yang juga Sekretaris Lurah Langgam, Novela, dan dihadiri oleh karang taruna serta kelompok pemuda di Langgam. Sementara di Pangkalan Kerinci, bantuan makanan pokok dan vitamin tersebut diterima oleh staf Puskesmas Pangkalan Kerinci. Dari perusahaan dihadiri oleh tim CSR EMP Bentu Ltd, Ismulyadi dan Zulkhari.
Area Manager EMP Bentu Ltd, Yoyok S Purwanto didampingi CSR Officer EMP Bentu Ltd, Ismulyadi mengatakan, bantuan tersebut bertujuan untuk untuk menunjang program pemerintah dan perusahaan di bidang kesehatan dengan harapan tidak adanya kasus gizi buruk atau stunting di daerah operasional perusahaan EMP Bentu Ltd di Kabupaten Pelalawan, “ujarnya.
Bantuan yang dikemas dengan nama Program Makanan Tambahan (PMT) ini selalu diberikan setiap tahunnya di wilayah operasional EMP Bentu Ltd di Kabupaten Pelalawan. Bantuan ini merupakan bagian dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan, “imbuh Yoyok.
Ketua Pokjalan Puskesmas Langgam, Novela, mengucapkan terima kasih atas bantuan sembako dan vitamin dari EMP Bentu Ltd. Pihaknya sangat mengapresiasi kepedulian perusahaan yang turut mendukung program pemerintah di bidang kesehatan untuk menurunkan kasus gizi buruk atau stunting.
Sebagaimana diketahui, stunting jika dikutip dari Pepres RI Nomor 72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, “ucapnya.
Penyebab utama stunting di antaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak dimulai dari dalam kandungan sampai usia dua tahun, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hami, ibu menyusui dan balita,”tutupnya.