PERSADARIAU, PELALAWAN – Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan, Baharuddin, SH., MH lakukan dialog akademik bersama Wakil Rektor 1 Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I) di Pangkalan Kerinci, Senin (27/2/2023) pagi wib.
Dalam dialog tersebut, Baharuddin mendorong perguruan tinggi satu-satunya yang memiliki program studi agroteknologi di Kabupaten Pelalawan untuk meningkatkan motivasi bagi mahasiswanya dalam berinovasi.
” Upayakan memperbanyak praktek, agar seimbang teori dengan pemahaman di lapangan. Lakukan pengembangan diri, terus berinovasi,” kata pria yang sedang mengejar program doktor ilmu hukum itu memberi motivasi.
Bahar juga mengapresiasi ketika Wakil Rektor 1 ITP2I, Reiza Mutia, STP, M. Eng menunjukkan salah satu produk olahan gula semut atau biasa disebut brown sugar yang dihasilkan dari air nira batang pohon sawit.
” Ini temuan luar biasa. Kita harus dukung. Kita di Pelalawan mulai masuk ke replanting. Ini bisa menambah nilai ekonomi masyarakat,” kata Bahar bersemangat.
” Kita minta ITP2I ini dijadikan sebagai salah satu unggulan kita untuk di teliti. Mulai dari komposisinya, manfaatnya,” ucapnya.
Reiza Mutia selaku Wakil Rektor 1 di ITP2I itu menceritakan bagaimana proses munculnya produk gula semut tersebut di buat. Berawal dari uji coba yang dilakukannya, wanita asli Pelalawan itu kemudian mampu menghasilkan gula semut dari limbah pohon sawit yang notabene tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
” Konsen kami memang di sawit ya. Pengolahan limbahnya. Limbah biomassa seperti pelepah, cangkang, TBS dan batang pohon nya. Dari air nira yang kita ambil kemudian kita masak hingga menjadi bubuk,” kata Reiza menjelaskan.
Perempuan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu juga mengatakan, selain olahan Gula semut, pada bagian pelepah sawit yang juga dibuang begitu saja berhasil dikembangkan menjadi pupuk yang mampu menyuburkan tanaman.
” Dan pelepah ini sudah kita buat pupuk. Sedangkan cangkang kita buat pupuk untuk kultur jaringan,” ujar Reiza.
Ia mengatakan sejauh ini peminat jurusan Agroteknologi di kampusnya mencapai 160 an mahasiswa yang di dominasi oleh perempuan sebanyak 60 persen.
” Agroteknologi ada 160 mahasiswa. Lebih banyak cewek. Dan sudah melahirkan Dua angkatan,” ujarnya.