PERSADARIAU, INHU – Infrastruktur jalan merupakan urat nadi dalam kehidupan masyarakat karena memiliki peran sebagai penghubung antar wilayah.
Kondisi jalan yang baik dan memadai dapat memperlancar konektivitas maupun aktivitas masyarakat serta meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Jika infrastruktur jalan buruk, maka kondisi tersebut berpotensi memicu timbulnya kesenjangan antar kelompok masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.
Salah satu kerusakan jalan yang dikeluhkan warga Riau yaitu jalan lintas tengah penghubung Kabupaten Indragiri Hulu dengan Kabupaten Kuantan Singingi.
Pada hari Senin 15 September 2025, Forum Penyelamat Aset Negara (FPAN) membawa aspirasi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar jalan lintas tersebut.
“Kami datang untuk menyuarakan kondisi jalan yang rusak parah,” ucap pendiri FPAN, Fahri Hendra dihadapan anggota DPRD Riau Parisman Ihwan di gedung legislatif.
Masyarakat sangat berharap ada solusi dari Pemerintah untuk segera memperbaiki badan jalan yang rusak parah akibat mobilitas angkutan Batubara.
Dampak negatif iklim investasi pada industri pertambangan Batubara di daerah itu, tidak hanya menyumbang kerusakan pada infrastruktur jalan.
Tapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, konflik sosial dan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan data Walhi Riau, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) merupakan daerah di Riau dengan luas wilayah 787.184,96 Ha. Sebanyak 524.756,29 Ha atau 66 persen dari luasnya merupakan kawasan hutan.
Di Inhu terdapat 26 HGU, tujuh IUP dan satu WIUP di sektor pertambangan dengan luas total 31.752,24 ha. Lalu, tujuh konsesi PBPH dengan seluas 70.098,78 Ha.
Secara lingkungan, keberadaan pertambangan Batubara berdampak pada perubahan bentang alam, penurunan kesuburan tanah. Terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara serta pencemaran lingkungan.
Belum lagi kegiatan pasca operasi yang meninggalkan lubang tambang dan air asam tambang. Lubang-lubang bekas penambangan Batubara berpotensi menimbulkan dampak lingkungan berkaitan kualitas dan kuantitas air.
Dampak sosial dari pertambangan Batubara di antaranya adalah adanya konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan.
Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, terjadinya perubahan pola pikir masyarakat, dan terjadinya perubahan struktur sosial di masyarakat.
Sus

