PERSADARIAU, PELALAWAN — Ribuan ikan sungai kembali ditemukan mati mengambang disepanjang aliran sungai Kampar dari Desa Sering dan Kelurahan Pelalawan Kabupaten Pelalawan, Riau, pada 13 November 2025 kemarin.
Kejadian serupa pada 10 hari sebelumnya juga sempat membuat warga geram hingga mendatangi water intake PT RAPP pada 3 November sore lalu. Warga meyakini fenomena tahunan itu disebabkan adanya pembuangan limbah dari PT Asia Pasific Rayon (APR) dan PT Riau Andalan Pulp and Papper (RAPP).
Meski hal itu sempat dibantah pihak RAPP, namun indikasi fakta dilapangan ditemukan adanya perubahan pada suhu dan warna serta berbau menyengat di ujung kanal yang mengarah ke sungai Kampar.
Tim Gakkum PPLH Kabupaten Pelalawan sempat dua kali lakukan verifikasi lapangan ke Desa Sering dan Kelurahan Pelalawan, memantau dan melihat kondisi penyebab dampak dari ikan mati untuk di sampel air sejumlah titik yang nantinya di bawa ke laboratorium untuk pembuktian nya.
” Belum ada kita merekomendasikan. Kita udah surati KLHK karena kewenangan mereka. Hasil LAB nya masih di labor. Nanti akan kita serahkan juga sama KLHK,”kata Kadis DLH Kabupaten Pelalawan Eko Novitra kepada Persadariau, Jum’at (21/11/2025).
Eko Novitra melalui tim Gakkum PPLH Heri menjelaskan ketiga kanal yang ditemukan saat memverifikasi diketahui bukan hanya milik PT RAPP saja, selain milik PT APR juga milik PT Inti Indosawit Subur (PT IIS).
Kepemilikan masing-masing kanal tersebut yang pertama merupakan kanal pembuangan limbah PT Riau Andalan Pulp and Papper (RAPP) yang kedua adalah kanal pembuangan limbah dari PT Asia Pacific Rayon (APR), yang ketiga adalah sebuah kanal yang terhubung dari hulunya PT Inti Indosawit Subur Buatan 2 yang mengalir ke dalam areal PT RAPP.

Gakkum PPLH Kabupaten Pelalawan Heri menjelaskan adanya perbedaan warna air serta aroma bau menyengat dari ke-tiga kanal tersebut antara kanal PT RAPP dan Kanal PT APR.
“PT APR (Asia Pacific Rayon) sebenarnya mengolah serat rayon dan ini adalah produk turunan dari PT RAPP (Riau Andalan pulp and paper), memang secara teknis tentu ada berbeda perlakuan nya,” jelasnya.
Bisa juga berbeda bahan-bahan baku dan bahan penolong yang digunakan, dengan adanya perbedaan tersebut bisa ada juga perbedaan warna.
Kenapa baunya berbeda, Heri menambahkan ya tentu pasti baunya berbeda dimana dari bahan baku dan bahan penolong yang dihasilkan tentu berbedaberbeda termasuk salah satunya dari bau.
Pihak APRIL Group sendiri ketika dikonfirmasi belum memberikan jawaban hingga berita ini disiarkan.
FA

