Oleh : Abdul Murat, S.IP Caleg DPRD Pelalawan dari Partai Demokrat
PERSADARIAU, POLITIK — Duh, bagaimana ini bang Murat tak jadi kita dukung Anis Baswedan sebagai Capres seiring adanya pemberitaan yang beredar luas melalui pernyataan resmi dari Petinggi Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan paska bergabungnya PKB Ke Kubu Perubahan dan hari ini sudah resmi deklarasi pasangan Capres Anis-Muhaimin tanggal, 2 September 2023, apa pendapat abg Murat sebagai Caleg Demokrat?
Ah itu biasa saja ucap murat singkat, ok begini pendapat pribadi saya yang salah satu DCS Caleg Partai Demokrat Dapil 2 Kab.Pelalawan ya, tentu ini bukan pendapat resmi partai, mari kita memahami politik dengan politik tidak dengan perasaan.
Tapi melihat fenomena apa yang terjadi saya ingin mengatakan, pada dasarnya Demokrat tidak marah karna tidak dipasangkan nya AHY Ketum Demokrat menjadi Cawapres Anis tapi lebih pada Value nilai Etika Politik, komitmen koalisi yang sejak awal dibangun bersama kan begitu, ini soal.Presidential Threshold 20 % Nasdem itukan tak bisa mengusung Anis sendiri maka harus mengajak partai lain Demokrat dan PKS, ini komitmen awalnya, karna Demokrat merasa sejalan dengan komitmen perlu adanya perubahan perbaikan ya kita dukung untuk Indonesia yang berkeadilan sosial, ini politik tukar tambah kata Roky Gerung, jika PKB tak keluar dari Kubu Parabowo Nasdem juga bisa apa? tanpa Demokrat dan PKS, kan tidak cukup ambang batas pencapresan,etikanya disini kan?.
Perlu dicatat bahwa keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi itu justru menunjukkan Komitmen kuat partai Demokrat pada itikat perubahan Perbaikan bagi rakyat Indonesia, karna kita ketahui PKB dan Cak Imin itukan sejak awal bagian dari Pemerintah sebagaimana Nasdem awalnya, jadi jangan diputar balik, artinya hari ini hanya Demorat yang masih Konsisten pada komitmen Perubahan-Perbaikan sebagaimana disepakati sejak awal, coba saja Presidential Threshold itu 0 % kita juga tentu tak perlu koalisi-koalisi begitu juga bagi Partai-partai lain.
Faktanya karna adanya ambang batas Presidential Threshold 20% itu partai besar pun menjadi kecil sehingga perlu koalisi koalisi kan itukan Faktanya, kita lihat saja ada Golkar ada PAN mereka ini kalau tak ada ambang batas juga tak perlu mencari koalisi, mereka Partai besar bahkan Golkar itu Legendaris cuma PDI.P yang bisa maju sendiri tanpa Koalisi (20%).
Tapi ya begitu itu politik, cuman kite perlu sampaikan keluarnya Partai Demokrat dari Kubu Surya Paloh lebih pada Komitmen partai Demokrat pada perubahan-perbaikan itu sendiri bukan pada Ketersinggungan begitu menurut hemat saya.
Jadi jika ada bahasa petinggi partai Demokrat menyebut Penghianat, itu lebih pada tataran Nilai etika kerja sama itu saja, kita sajalah jika ada kerja sama yang dikhianati sepihak bahasa apa yang paling tepat kita gunakan untuk memberi satu deskripsi buruknya sebuah sikap itu?
Pada banyak kesempatan Anis selalu bicara Rekam Jejak, memiskinkan Koruptor, kesetaraan keadilan, melihat fenomena yang bergulir hari ini apakah Anis masih komit pada rekam jejak yang dia bangun selama ini? Kita lihat saja nanti politik itukan dinamikanya bisa berubah setiap hari bahkan setiap Jam, masyarakat tentu melihatnya.
sebagai penutup obrolan warung kopi, jika ditanya kemana Partai Demokrat setelah ini, partai Demokrat tetap.konsen pada pemenangan Pemilu, tentu petinggi Partai Demokrat punya strategi dan langkah selanjutnya ke depan, itu saja.