PERSADARIAU, ACEHSELATAN – Budidaya tanaman Nilam sempat mengalami kejayaan di Aceh Selatan, saat ini harga minyak nilam Atsiri Aceh menanjak naik di pasaran sejak sebulan terakhir, pedagang pengumpul membeli dari petani di harga Rp 1 Juta per-kilogram (Kg).
Salah seorang pedagang pengumpul di kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Syahrul Mubarak S.IP mengaku pihaknya membeli dari petani seharga Rp 1 juta per-Kg.
“Sebelumnya atau tiga bulan yang lalu harga minyak minyak Nilam masih berkisar Rp 700.000 per-Kg,” ujarnya Syahrul kepada wartawan, Selasa (25/6/24).
Syahrul menyebutkan, dengan kenaikan harga ini, para petani Nilam yang menyimpan stok minyak bertahun-tahun, banyak yang menjual ke pedagang pengumpul minyak. Pada tahun 1990-an harga minyak ini di Kabupaten Aceh Selatan pernah mencapai harga yang sangat tinggi.
“Saat itu, kehidupan ekonomi para petani nilam hampir semuanya makmur dan sejahtera. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama karena harga minyak nilam kembali turun drastis,” katanya.
Sebagai petani nilam, Syahrul Mubarak sangat berharap harga saat ini tetap bertahan atau bahkan bisa naik lagi hingga mencapai Rp 2 per-Kg. Supaya ekonomi para petani nilam di Aceh Selatan dapat meningkat.
“Harapan kami, pemerintah lebih mendorong supaya harga nilam kembali membaik, demi mendorong perkembangan ekonomi masyarakat,” ujarnya
Tanaman Nilam (Pogotesmon cablin benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang segi empat yang dapat di suling daun keringnya untuk mendapatkan minyak (Patchouli alcohol).
Minyak nilam adalah salah satu produk minyak Atsiri terbesar yang di hasilkan oleh Indonesia yang memenuhi kebutuhan pangsa pasar lebih dari 90% di dunia.
Posisi Nilam Aceh sangat istimewa karena kandungan Patchouli nya di atas 30% dengan rendemen mencapai 3%. Pelaku industri Nilam dunia mensyaratkan agar minyak Nilam dari Indonesia di campur dengan minyak Nilam Aceh.
Banyaknya permintaan dari luar negeri akan minyak Nilam Aceh, untuk memenuhi kebutuhan itu maka pemerintah Aceh Selatan perlu membantu para petani Nilam agar tetap terjaga ketersediaan produk tersebut.
Syahrul Mubarak S.IP mengajak seluruh petani untuk lebih giat menanam Nilam. Dengan menggarap lahan-lahan kosong yang masih bisa di manfaatkan untuk budidaya bibit nilam hingga mengasilka minyak nilam.
“Kepada para petani Nilam agar tetap melakukan penanam secara berkesinambungan. Tujuannya, agar alat penyulingan ini bisa terus memproduksi minyak Nilam,” tutupnya.**