PERSADARIAU, PELALAWAN — PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) membantah dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap banyaknya ikan mati di Sungai Kampar Desa Sering pada Selasa (4/11/2025) sore lalu. Bidang humas pabrik penghasil Bubur kertas dan rayon menyebut berita sebelumnya hoax.
Head of Corporate Communications RAPP Aji Wihardandi melalui keterangan tertulis menyebut pihaknya selalu menjaga baku mutu air sebelum dialirkan ke Sungai Kampar.
” Menanggapi informasi yang beredar mengenai dugaan ikan mati di Sungai Kampar akibat limbah dari fasilitas PT RAPP, kami perlu menegaskan bahwa tidak terdapat kondisi abnormal atau gangguan pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) maupun saluran pembuangan air olahan perusahaan,” jelasnya kepada Persadariau, Kamis (6/11/2025).
Ia mengklaim hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa air olahan dari IPAL yang dialirkan melalui kanal menuju Sungai Kampar berada dalam kondisi normal dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, ikan-ikan masih terlihat hidup di saluran kanal, di sekitar mulut kanal, serta di keramba masyarakat di area tersebut, yang menandakan kondisi perairan dalam keadaan baik.
Dari informasi yang dirangkum, fenomena matinya ratusan ikan air tawar diketahui terjadi sejak Minggu malam. Saat itu berdasarkan pengakuan warga setempat, ratusan ikan berbobot diatas dua kilo jenis ikan patin dan udang terlihat sudah dalam kondisi mabuk dan sebagian sudah mengapung kepermukaan.
Para nelayan berbondong-bondong menuju water intek PT RAPP menelusuri sumber penyebab matinya biota sungai Kampar tersebut. Meski RAPP membantah namun fakta di Sungai Sering (Sungai Kampar) ratusan ikan mengapung. Mulai jenis ikan baung, Patin, Udang dan jenis lainnya banyak ditemukan oleh warga setempat saat itu.
“Ni Patin Kualo. Malam tadi saya sendiri dapat 37 ekor, itu berat 2-3kg per ekor. Ini limbah RAPP turun,” kata warga saat itu.
Pencemaran lingkungan oleh pelaku industri bulan kali ini. Catatan Persadariau, setidaknya pada tahun 2014, 2016, 2018, 2021, 2022 dan terahir 2025 fenomena matinya puluhan ton ikan jenis air tawar di Sungai Kampar (ds Sering) kerap terjadi.
Anehnya, pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan tidak pernah sungguh-sungguh menindak perusahaan yang secara jelas menjadi penyebab pengrusakan biota sungai tersebut.
Di tahun 2018 merupakan puncak pencemaran limbah cair. Saat itu ribuan ikan mati ditemukan di Sungai Sering berdekatan dengan Water Intake PT RAPP. Namun DLH dan dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan lagi-lagi tidak menemukan pelanggaran.
Kejadian serupa kembali terulang di tahun 2021 lalu, masyarakat akhirnya dikumpulkan di balai desa dan diberi sembako oleh PT RAPP. Namun DLH dan Dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan juga tidak menemukan pelanggaran apapun dari peristiwa itu.
FA

