PERSADARIAU, PELALAWAN – Junaidi M.Pd, Kepala SMPN 1 Pangkalan Kerinci mengurut dada mendengar laporan penjaga sekolah bahwa aliran listrik di sekolah negeri yang dipimpin nya itu diputusin oleh pihak PLN, Senin (27/2/2023).
Perusahaan negara yang melayani penerangan kelistrikan masyarakat dinilainya terlalu arogan dalam aksinya mematikan sambungan listrik ke institusi yang bertanggung jawab mempersiapkan generasi penerus kepemimpinan negeri ini kedepannya.
“Malam tadi diputusin sama PLN,” terang Kepala SMPN 1 Pangkalan Kerinci Junaidi M.Pd Selasa (28/2/2023).
Diakui Junaidi, ada tunggakan pembayaran tagihan listrik yang diselesaikan pihak sekolah, di SMPN 1 Pangkalan Kerinci memiliki empat meteran listrik dengan masing masing tagihan nya Rp. 897.720, satu meteran lain sebesar Rp. 756.400, meteran ketiga sebesar Rp. 340.350, dan meteran keempat Rp. 465.830,.
” Jadi total tagihan semua sebesar Rp. 2.460.300,-” jelasnya
Jatuh tempo per tanggal 20 Februari 2023, mengingat belum ada pencairan dana Bos di tanggal tersebut, pihak sekolah belum memiliki anggaran untuk melunasi tagihan ke perusahaan pelat merah tersebut.
“Bulan Januari sudah dibayarkan, ini cuma terlambat satu pekan saja, tidak bisa ditoleransi sama PLN.bukan tidak mau bayar kan dana BOS belum cair.,”bebernya
“SMPN 1 Pangkalan Kerinci sekolah negeri, milik negara, PLN juga milik negara. Masa tidak ada minta tangguh bayar nunggu kantor Pos buka esok hari. Memang minta ampun gaya PLN ni,”imbuh Junaidi
Terdesak dengan arogansi PLN, Junaidi akhirnya meminjam uang salah satu guru di SMPN 1 Pangkalan Kerinci. Jam 08.00 WIB pagi bendahara sudah menyelesaikan pembayaran listrik PLN itu
“Harapan kita, PLN tak usah seganas itulah. Ini kan sekolah. Bukan badan usaha. Kayak ngga pernah sekolah aja mereka,” ketusnya
Sementara Kepala PLN cabang Kerinci, Baghdad ketika dikonfirmasi via nomor selulernya belum di respon. Begitu juga ketika pesan elektronik dikirim ,sampai saat ini belum juga dibalas. (Liaz)